PANGAN, merupakan suatu kebutuhan yang sangat krusial. Kenyataan bahwa manusia butuh makan untuk tetap hidup. Kelaparan selalu mengancam dalam kehidupan manusia ketika pertanian tidak diperhatikan.
[caption id="attachment_168" align="alignleft" width="150" caption="Foto by : noor w.i.p."][/caption]
Masih teringat dalam benak kita tentang pembangunan pertanian berbasis Revolusi Hijau. Sebuah kebijakan yang bergulir pada tahun 1950 an sampai 1980 an, yang menyebar ke negara berkembang terutama di Asia. Revolusi Hijau dengan empat komponen penting yaitu : 1) Irigasi, 2) Pupuk Kimia, 3) Pestisida dan 4) Varietas Unggul. Hasilnya, di Indonesia pernah tercapai swasembada beras tahun 1984. Namun, pada perkembangannya Revolusi Hijau menjadi bumerang, dari ketergantungan terhadap pupuk kimia, pestisida kimia, ketersediaan bibit unggul, sampai pada keadaan tanah yang rusak karena penggunaan pupuk kimia dan terganggunya keseimbangan alam karena penggunaan pestisida kimia dan masih banyak lagi.
Kesadaran akan lingkungan yang mulai tidak ramah dan isu global warming membuat banyak yang berfikir ulang tentang konsep pembangunan pertanian. Pembangunan pertanian berkonsep kearifan lokal, itulah konsep yang sekarang mulai bergulir. Secara umum konsep ini mengedepankan keselarasan dan keseimbangan alam dan disesuaikan pada daerah dan masyarakat lokal. Penggunaan pupuk organik (pupuk kandang, kompos, dll.), Pestisida nabati (biji dan daun Mimba yang menekan serangan hama lalat kacang, Ophiomyia phaseoli pada tanaman kedelai, daun sirsak untuk mengendalikan hama thrips pada tanaman cabe, dll.), pengendalian hayati hama atau organisme pengganggu tanaman (penggunaan musuh alami hama), juga penggunaan varietas unggul lokal.
Pola tanam juga harus diperhatikan, seperti pada pola tanam mono kultur yang terus menerus, dan tidak serempak harus diperbaiki. Pola tanam yang terus menerus dan tidak serempak berakibat pada tidak terputusnya serangan hama. Selain itu pola tanam terus menerus tanpa pemberaan (pemberoan) tanah menghilangkan kesempatan pada tanah untuk mengembalikan kesuburannya. Sikap kearifan untuk memilih sesuatu keputusan sangat diperlukan oleh petani. Tidak bertindak seenaknya dalam mengambil keputusan dalam bertani juga sangat penting. Selain itu pembuat dukungan pemerintah dalam menyediakan sarana, prasarana dan kebijakan juga sangat diperlukan dalam membangun pertanian Indonesia.
Pembangunan pertanian dan konsep kearifan lokal mampu berjalan beriringan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan PANGAN.
Referensi :
www.arthagrahapeduli.org
www.balitkabi.litbang.deptan.go.id
www.bertanimandiri.blogspot.com
www.bertanimandiri.blogspot.com
www.bkp.deptan.go.id
www.manadogo.com
www. regional.kompasiana.com
www.sumbar.litbang.deptan.go.id
www.umy.ac.id
Diakses tanggal 14 Oktober 2011
1 komentar:
Truman Capote: "Young men think old men are fools but old men know young men are fools."
Leave a Reply