6
Apakah "Dunia Maya" Mengenalmu? | [caption id="attachment_94" align="alignright" width="119" caption="Foto by : Print Screen"]umy selamat datang

Assallamualaikum,

Iseng-iseng sejenak mampir di dunia maya, membuka mbah google, kemudian mengetik "nama saya" (dalam tanda petik) dan tekan enter.  Perhatikan apa yang terjadi (dengan gaya Mario Teguh).

Intermezzo : Apa yang terlintas di pikiran kita bila disebut nama Einstein? mungkin ada yang berfikir E = mc2 atau ada juga yang berfikir Teori Relativitas, mungkin juga ada yang terbersit Nuklir. Lalu apa yang terlintas jika disebut Kyai Haji Ahmad Dahlan? mungkin ada yang berfikir tentang pahlawan nasional atau juga berfikir tentang organisasi Muhammadiyah, bahkan mungkin film Sang Pencerah, atau juga yang lainnya yang terkait dengan nama tersebut. Bukan Einstein atau Kyai Haji Ahmad Dahlan yang akan kita bahas, tetapi "pesonal branding".
search engine[/caption]

Branding, merupakan suatu kegiatan komunikasi untuk mengenalkan brand kepada khalayak atau konsumen atau masyarakat. Nama seseorang merupakan personal brand yang di berikan oleh orang tua kita. Lalu apa yang terlintas di benak orang bila namamu disebut? Baikkah? Burukkah? atau biasa-biasa saja?

Dalam era sekarang ini kegiatan komunikasi dapat dan banyak dilakukan melalui internet. Dimana khalayak dan orang lain dapat mengakses tanpa terhalang oleh waktu dan ruang, atau lebih dikenal "dunia tanpa batas".

Lalu bagaimana nama kita dikenal melalui internet dan siapa yang menulis? Ada beberapa cara. Pertama, kita dengan sengaja menulis nama kita dan meng-unggah (upload) ke internet atau aktif di internet melalui blog, mailinglist, website dan lainnya. Kedua, ada orang lain yang meng-unggah (upload) nama kita ke internet.

Dalam membangun personal branding banyak bahasa komunikasi yang kita pakai. Baik atau buruk personal brand kita di online (internet) dapat kita bangun sendiri melalui Blog pribadi atau Website pribadi. Tetapi hal yang lebih penting adalah membangun Personal Brand kita di offline (di dunia nyata, dimata masyarakat serta yang paling penting dihadapan Allah). Karena tidak menutup kemungkinan ada orang lain yang dengan iseng membuat personal brand kita menjadi buruk di dunia maya.

Sebelum membangun personal branding di online perhatikan dahulu personal branding di offline.

Wassallamualaikum,

 

Referensi :

www.amaliamaulana.com

www.gsn-soeki.com

diakses 25 Oktober 2011
readmore »
1
Pertanian : Pembangunan Vs Kearifan Lokal |

PANGAN, merupakan suatu kebutuhan yang sangat krusial. Kenyataan bahwa manusia butuh makan untuk tetap hidup. Kelaparan selalu mengancam dalam kehidupan manusia ketika pertanian tidak diperhatikan.




[caption id="attachment_168" align="alignleft" width="150" caption="Foto by : noor w.i.p."]Sawah[/caption]

Masih teringat dalam benak kita tentang pembangunan pertanian berbasis Revolusi Hijau. Sebuah kebijakan yang bergulir pada tahun 1950 an sampai 1980 an, yang menyebar ke negara berkembang terutama di Asia. Revolusi Hijau dengan empat komponen penting yaitu : 1) Irigasi, 2) Pupuk Kimia, 3) Pestisida dan 4) Varietas Unggul. Hasilnya, di Indonesia pernah tercapai swasembada beras tahun 1984. Namun, pada perkembangannya Revolusi Hijau menjadi bumerang, dari ketergantungan terhadap pupuk kimia, pestisida kimia, ketersediaan bibit unggul, sampai pada keadaan tanah yang rusak karena penggunaan pupuk kimia dan terganggunya keseimbangan alam karena penggunaan pestisida kimia dan masih banyak lagi.


Kesadaran akan lingkungan yang mulai tidak ramah dan isu global warming membuat banyak yang berfikir ulang tentang konsep pembangunan pertanian. Pembangunan pertanian berkonsep kearifan lokal, itulah konsep yang sekarang mulai bergulir. Secara umum konsep ini mengedepankan keselarasan dan keseimbangan alam dan disesuaikan pada daerah dan masyarakat lokal. Penggunaan pupuk organik (pupuk kandang, kompos, dll.), Pestisida nabati (biji dan daun Mimba yang menekan serangan hama lalat kacang, Ophiomyia phaseoli pada tanaman kedelai, daun sirsak untuk mengendalikan hama thrips pada tanaman cabe, dll.), pengendalian hayati hama atau organisme pengganggu tanaman (penggunaan musuh alami hama), juga penggunaan varietas unggul lokal.


Pola tanam juga harus diperhatikan, seperti pada pola tanam mono kultur yang terus menerus, dan tidak serempak harus diperbaiki. Pola tanam yang terus menerus dan tidak serempak berakibat pada tidak terputusnya serangan hama. Selain itu pola tanam terus menerus tanpa pemberaan (pemberoan) tanah menghilangkan kesempatan pada tanah untuk mengembalikan kesuburannya. Sikap kearifan untuk memilih sesuatu keputusan sangat diperlukan oleh petani. Tidak bertindak seenaknya dalam mengambil keputusan dalam bertani juga sangat penting. Selain itu pembuat dukungan pemerintah dalam menyediakan sarana, prasarana dan kebijakan juga sangat diperlukan dalam membangun pertanian Indonesia.


Pembangunan pertanian dan konsep kearifan lokal mampu berjalan beriringan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan PANGAN.


 

Referensi :

www.arthagrahapeduli.org

www.balitkabi.litbang.deptan.go.id

www.bertanimandiri.blogspot.com

www.bertanimandiri.blogspot.com

www.bkp.deptan.go.id

www.manadogo.com

www. regional.kompasiana.com

www.sumbar.litbang.deptan.go.id

www.umy.ac.id

Diakses tanggal 14 Oktober 2011
readmore »
2
Muda Berkacamata Petani | [caption id="attachment_152" align="alignleft" width="150" caption="Foto by : noor w.i.p."]sawah[/caption]

Minggu (10/6/11) lalu, saya berbincang-bincang dengan beberapa petani di daerah Sanden. Banyak hal yang diungkapkan dari mereka. Dari mulai yang menyedihkan sampai yang menyenangkan, dari kegagalan sampai keberhasilan yang dialami oleh petani. Ada yang pesimis dengan kondisi pertanian yang tidak menentu, tetapi juga banyak yang optimis memandang masa depan pertanian yang akan membaik. Ada petani yang mengatakan pertanian merupakan bisnis yang prospek kedepannya tak akan habis, karena manusia akan selalu butuh makan.

Salah satu hal yang selalu menarik perhatian saya adalah kehidupan petani. Mengapa? Mungkin pertanyaan ini sering terungkap dalam kepala. Saya memang bukan anak dari petani tetapi cucu dari petani, banyak tetanggaku juga petani dan yang jelas kita butuh petani untuk memenuhi kebutuhan akan pangan. Abraham Maslow dalam teori kebutuhannya menempatkan kebutuhan pangan pada hierarki yang pertama yaitu kebutuhan fisiologis.

Sebuah teori dari Thomas Robert Malthus yang menyatakan bahwa jumlah penduduk cenderung meningkat secara deret ukur sedangkan penyediaan kebutuhan hidup riil meningkat secara deret hitung. Inilah salah satu hal yang mendasari bagaimana pentingnya penyediaan pangan yang menjadi kebutuhan riil harus dipikirkan. Dengan tidak berimbangnya peningkatan jumlah penduduk dengan peningkatan pangan yang tersedia akan sangat berpotensi terjadi tekanan persaingan pemenuhan kebutuhan pangan. Kelaparan adalah isu yang paling ekstrim, jika pertanian tidak terurus dengan baik.

Bagi kaum muda, belajar dan menimba ilmu bagi kemajuan pertanian adalah hal yang dapat dilakukan. Bila mampu, mengaplikasikan dilapangan adalah hal yang lebih baik. Pertanian merupakan suatu sistem, bukan sekedar menanam, tetapi melibatkan semua aspek kehidupan. Dari mulai memproduksi bahan pangan, mengolah, sampai menyalurkan ke masyarakat.

 

Referensi :

http://organisasi.org/teori_hierarki_kebutuhan_maslow_abraham_maslow_ilmu_ekonomi

http://www.scribd.com/doc/47965301/Teori-Kebutuhan

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4319&Itemid=29

diakses 11 Oktober 2011
readmore »
2
Suatu Hari, Ketika Kemiskinan Telah Di Museumkan | [caption id="attachment_142" align="alignleft" width="150" caption="koperasi kelapa"]koperasi kelapa[/caption]

Suatu pengalaman yang tak pernah terlupa dalam ingatanku, ketika harus mendampingi warga Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, dalam membangun koperasi dan bisnis pengolahan kelapa terpadu selama dua bulan. Koperasi yang mengolah kelapa menjadi asap cair, cocofiber, cocodust, virgin coconut oil atau VCO, dan nata de coco.

Dua bulan bukanlah waktu yang panjang, terasa sangat singkat. Pada bulan pertama kami sangat kesulitan mengajak warga untuk berbisnis. "Apa yang menjadi permasalahan?". "Tidak ada modal", pertanyaan dan jawaban klasik tentunya. Persoalan klasik ini selalu membelit warga, mengapa demikian? Menurut saya adalah warga masih takut untuk berinvestasi pada sesuatu yang baru, mereka takut akan resiko yang harus ditanggung bila gagal. Bagai mana cara mengajak warga ikut berbisnis. Saat itu kami hanya memiliki uang 1,5 juta.

[caption id="attachment_143" align="alignleft" width="150" caption="Foto by : koperasi Sun Coco"]penjualan nata decoco[/caption]

Yang terbersit dalam benak kami saat itu adalah nama Muhammad Yunus dari Bangladesh. Akhirnya dengan uang 1,5 juta kami memberikan pinjaman dalam bentuk kelapa dan beberapa peralatan, dengan setiap warga mendapatkan pinjaman 25 butir kelapa dan satu toples. Pembayaran? terserah mau dibayar kapan saja, mau dibayar dengan cara di angsur silahkan, mau dibayar kapanpun silahkan. Kenyataannya para warga antusias dan hasil yang kami impikan mulai tampak. Bisnis berbasis koperasi warga.

Siapakah Mohammad Yunus? Dialah yang meraih Nobel perdamaian 2006. Memperkenalkan bisnis berbasis sosial, dimana perusahaan besar melibatkan secara langsung masyarakat bisnis sebagai pemasok, pengolah sekaligus pangsa pasar. Dengan membangun konsep kredit tanpa agunan bagi kaum miskin, yang digunakan untuk menjalankan bisnisnya dalam suatu kelompok-kelompok. Targetnya adalah perempuan dan kaum miskin.

Di Indonesia Ternyata juga ada, Masril Koto namanya. Seseorang yang dengan berusaha keras membangun pertanian dari bawah. Keinginan untuk membantu petani miskin untuk lepas dari kemiskinan terwujud dalam bentuk Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis. Yang meminjamkan bagi kaum petani kredit tanpa agunan.

"One day our grandchildren will go to museums to see what poverty was like" (Muhammad Yunus, May 5th 1996, The Independent).

Semoga kemiskinan cepat-cepat dimuseumkan di negriku Indonesia tercinta.

 

Referensi :

http://www.binaswadaya.org/index.php?option=com_content&task=view&id=103&Itemid=37&lang=in_ID

http://donowidiatmoko.wordpress.com/2006/10/13/nobel-untuk-muhammad-yunus-dan-grameen-bank/

http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/09/30/bonsai-people-lanjutan-misi-sosial-muhammad-yunus/

http://kickandy.com/theshow/1/1/1975/read/TAK-ADA-YANG-TAK-BISA/5

http://www.krjogja.com/news/detail/53010/Geliat.Warga.Petanahan.Memanfaatkan.Kelapa.html

http://politik.kompasiana.com/2010/11/04/masril-koto-sosok-pahlawan-petani-indonesia/-12

http://www.voanews.com/indonesian/news/Bangladesh-Pecat-Pemenang-Nobel-Muhammad-Yunus-117285208.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Yunus

http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Yunus
readmore »
0
Ketika Insomnia Datang |
jam
jam

Tik..tok..tik..tok.. begitu jamku berdendang


Sudah jam 01:50


Terus berdetak dan bergerak sangat lambat, hampir berhenti rasanya


Namun isi kepalaku berputar cepat sekali, aku tak tahu apa yang berputar saat ini


Wer..wer..wer..wer.. kipas anginku menggumam


Terdengar berisik di telingaku


Entah sudah berapa lama tidak kubersihkan, aku sudah tidak ingat


Seperti isi kepalaku, berisik dan lama tak kubersihkan saat ini


Bla..bla..bla.. televesiku bercerita


Tak lelah-lelahnya bercerita, bahkan telingaku sudah jenuh mendengarkannya


Apa yang diceritakan bahkan tak kumengerti


Semakin lama semakin jenuh dibuatnya saat ini


Makin kurasakan makin tidak bisa terpejam mata ini


Otakku bergerak kesana kemari tak bisa diam


Badanku sudah teramat lelah dan capek


Dan pagi hari telah menyapa


Ah....entah sampai kapan mata ini bisa terejam




from my old blog


Jaran Bodo

readmore »
2
Kegelisahan Hati Pasar Tradisional | [caption id="attachment_88" align="alignleft" width="184" caption="Foto by : noor w.i.p."]masak[/caption]

Salah satu hobby yang telah lama saya tekuni adalah memasak. Agak aneh memang tapi saat ini wajar kalau laki-laki juga punya hobby memasak, tapi jelas ditemani teman dekat saya tentunya. Satu hal yang saya senangi dari hobby ini adalah saat mempersiapkan bahan-bahannya. Dari mulai membeli sayuran, bumbu dan segala keperluannya, sampai memotong sayur dan menghaluskan bumbu.

Setiap kali membeli bahan-bahan untuk memasak terutama sayuran, saya lebih memilih di warung-warung kecil kalau perlu ke pasar tradisional. Sering teman dekat-ku bertanya "Kok ngak belanja di supermarket aja? kan lebih sayurannya lebih segar dan bagus, sejuk lagi" (iya sejuk, kan semua supermarket ber AC- pikirku). Dan jawabanku akan selalu sama "Aku lebih senang melihat senyuman penjual sayuran". Karena sering aku menjawab dengan kalimat yang sama, ketika dia bertanya lagi dan belum sempat aku jawab dia sudah menimpali, "Iya-iya aku sudah tahu jawabannya" (mulai berbakat menjadi cenayang).

Mungkin jawabanku sederhana tetapi saya memiliki alasan untuk demikian (mulai serius). Begini, bayangkan saja ada 13.450 pasar di Indonesia yang menghidupi 12.625.000 pedagang dan bila ditambahkan pedagang tradisional lain mencapai 17,1 juta pedagang. Jika setiap pedagang menanggung 3 orang anggota keluarga dan 3 orang pekerja ada 102,6 juta jiwa yang menggantungkan hidup dari hal tersebut.

Namun, apa yang terjadi akibat menjamurnya pasar modern? Dari beberapa data penelitian AC Nielson menunjukkan pasar retail modern meningkat dari 31,4% per tahun sedangkan pasar retail tradisional menurun 8,1%. Jika dibiarkan terus tentunya kita tahu apa yang akan terjadi. Dan dikemanakan 102,6 juta jiwa tersebut?

Bagi saya senyum kebahagiaan dari 102,6 juta jiwa ini lebih indah dibandingkan segarnya sayuran dan sejuknya AC di supermarket. Saya bukan anti supermarket, tetapi saya lebih senang melihat siMbok, pakDe, buDe, pakLek, buLek dan tetangga-tetanggaku tersenyum.

 

Referensi bacaan :

Ananta H. Pramono, Awan Santosa dan Phutut Indroyono, 2011, Menahan Serbuan Pasar Modern : Strategi Perlindungan dan Pengembangan Pasar Tradisional, LOS-DIY.

http://www.mudrajad.com/upload/pasr%20modern%20tradisional-KADIN-107-2998-18072008.pdf

http://www.smecda.com/kajian/files/jurnal/Hal_85.pdf

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2010/09/22/pasar-tradisional-vs-pasar-modern-perjuangan-vs-mimpi/

http://www.mediaindonesia.com/mediaperempuan/read/2009/07/30/1937/9/Pasar-Tradisional-Vs-Pasar-Modern
readmore »